Segala puji bagi Allah
SWT yang telah memberikan taufiq, inayah, dan hidayah, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan tepat
waktu.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita
Rasulullah Muhammad SAW. beserta keluarga, para sahabat dan pengikutnya hingga
akhir zaman nanti.
2. Dosen
mata kuliah struktur, fungsi
dan perkembangan hewan yang selalu memberi bimbingan dan
motivasi bagi penulis.
Laporan ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah struktur,
fungsi dan perkembangan hewan sebagai salah satu mata kuliah di
Universitas Hasyim Asy’ari. Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dan
kesalahan dalam laporan
ini. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran bagi pembaca. Penulis
berharap semoga laporan ini
bermanfaat bagi kita semua.
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
DAFTAR
TABEL............................................................................................ iv
A.
Otot.................................................................................................. 2
B.
Stimulus........................................................................................... 3
C.
Proses Respon.................................................................................. 4
D.
Katak................................................................................................ 5
B.
Langkah Kerja.................................................................................. 7
B.
Analisa............................................................................................. 11
A.
Kesimpulan...................................................................................... 13
Otot dirangsang
dengan rangsangan maksimal secara beruntun (multiple) dan frekuensi ditinggikan
berpotensi menimbulkan beberapa gambaran kontraksi otot yang berbeda. Kekuatan
kontraksi otot dipengaruhi oleh tingkat kepekaan saraf yang melayaninya, cara
perangsangannya, dan faktor pembebanan yang diberikan kepeda otot tersebut.
Pembebanan pada otot dapat diberikan pada saat otot kontrakasi (after loaded) dapat juga diberikan pada
saat sebelum otot kontraksi (preloaded).
After loaded dan preloaded memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kekuatan
kontraksi dan kerja otot. Otot yang dapat digunakan untuk mengetahui kerja otot
adalah otot gastrocnemius pada katak. Katak memiliki banyak persamaan dalam
segi bentuk dan fungsi dengan vertebra yang lebih tinggi maupun manusia.
2. Mahasiswa
bisa engidentifikasi pengaruh stimulasi mekanik, listrik, termal, dan kimia
terhadap kontraksi otot.
Menurut Ville et al. (1988),
Otot adalah sistem biokontraktil dimana sel-sel atau bagian dari sel memanjang
dan dikhususkan untuk menimbulkan tegangan pada sumbu yang memanjang. Otot
merupakan jaringan umum pada tubuh kebanyakan binatang yang terbuat dari sel
panjang/ benang-benang khusus untuk kontraksi. Hal itu menyebabkan adanya
pergerakan tubuh dan bagian kerja otot adalah voluntari (dibawah kontrol
kesadaran) atau involuntari (tidak dibawah kontrol keinginan).
Otot merupakan alat gerak aktif,
disebut alat gerak aktif karena mampu berkontraksi. Fungsi Otot antara lain (http://byulteens.blogspot.com/
) adalah :
1.
Sinergis:
yaitu cara kerja dari dua otot atau lebih yang sama berkontraksi dan sama-sama berelaksasi. Contoh: otot-otot
pronator yang terletak pada lengan
bawah.
2.
Antagonis: cara kerja dari dua otot yang satu berkontraksi dan yang
lain relaksasi. Contoh: otot trisep
dan bisep pada lengan atas.
1. Otot polos, yang tidak dapat
dipengaruhi kehendak. Gerakan yang tidak dipengaruhi kehendak ini terlihat pada
menegaknya rambut dan menutup dan membukanya selaput pelangi mata.
2. Otot jantung, terdapat pada jantung
dan sama halnya dengan otot polos dikendalikan oleh sistem syaraf otonom yang
tidak dipengaruhi kehendak. Meskipun otot jantung tardier dari sel-sel
individual, otot ini bergerak secara bersama-sama yaitu sel-sel berkontraksi
dan relaksasi pada waktu yang sama.
3. Otot rangka , otot ini disebut demikian
sebab sebagian besar otot jenis ini melekat pada tulang. Otot rangka disebut
juga otot seran lintang atau lurik. Otot ini bekerjanya dipengaruhi oleh
kehendak. Jaringan otot rangka tardier dari serabut-serabut (fibrae), satu
serabut merupakan satu sel yang memanjang dan didalamnya terdapat banyak inti (nuclii).
Menurut
Ganong (2003:62) Sel-sel otot, seperti juga neuron, dapat dirangsang secara kimiawi,
listrik, dan mekanik untuk membangkitkan potensial aksi yang
dihantarkan sepanjang membran sel. Berbeda dengan sek saraf, otot memiliki
kontraktil yang digiatkan oleh potensial aksi. Protein kontraktil aktin dan
myosin, yang menghasilkan kontraksi, terdapat dalam jumlah sangat banyak di
otot. Otot rangka dapat berkontraksi bila ada rangsangan yang berangkai. Bila
rangsangan diberikan pada otot sewaktu berkontraksi, maka kontraksi otot akan
bertambah besar. Keadaan ini disebit sumasi. Bila rangsangan
diberikan terus menerus, maka kontraksi mendatar. Otot dikatakan berfungsi bila
otot tersebut menjadi memendek dan diameternya membesar (Irianto, 2004: 68). (http://byulteens.blogspot.com/)
- rangsang dibawah ambang (subliminal,
subminimal) yang merupakan rangsang yang tidak mampu menimbulkan
tanggapan
- rangsang ambang (liminal,
minimal) merupakan rangsangan terkecil yang tepat menimbulkan
tanggapan
- rangsang submaksimal, merupakan
rangsangan yang intensitasnya bervariasi dari rangsang ambang sampai
rangsang maksimal
- rangsang maksimal merupakan
rangsang yang dapat menimbulkan tanggapan maksimal
- rangsang supramaksimal
merupakan rangsangan yang intensitasnya lebih besar dari rangsang maksimal
tetapi menimbulkan tanggapan yang juga maksimal
2) Menempatkan
penggaris disebelah otot dengan posisi lurus (atas-bawah) sesuai posisi panjang
otot. Menandai daerah yang berbatasan dengan tendon atas dan daerah yang
berbatasan dengan tendon bawah.
3) Menempelkan
ujung positif dan negatif kabel pada otot, dengan segera daerah yang berbatasan
dengan tendon atas dan daerah yang berbatasan dengan tendon bawah.
4) Mengukur
panjang otot dari daerah yang berbatasan dengan tendon atas dan daerah yang
berbatasan dengan tendon bawah. Menulis panjang otot pada tabel yang
disediakan. Menuliskan data pada tabel pengamatan.
Melakukan langkah nomor 3.a.1) – 5)
dengan langkah a dan c diganti dengan memberikan rangsangan mekanik dengan
mencubit otot dengan pinset.
Melakukan langkah nomor 3.a.1) – 5)
dengan langkah a dan c diganti dengan pemberian rangsangan termal dengan
menyentuh otot menggunakan paku panas.
Melakukan langkah nomor 3.a.1) – 5)
dengan langkah a dan c diganti dengan memberikan rangsangan kimia dengan
meneteskan larutan HCl ke otot.
Berdasarkan
hasil pengamatan kontraksi otot saat mendapat rangsangan dengan stimulus yang
berbeda mengalami kontraksi otot yang berbeda-beda. Panjang otot gastrocnemius
pada katak saat relaksasi 3,1 cm dan saat kontaksi untuk stimulus yang berbeda
mengalami perubahan panjang yang berbeda. Panjang otot gastrocnemius pada katak
saat mendapat stimulus lintrik panjang otot semakin memendek menjadi 3,05 cm,
saat mendapat stimulus mekanik panjang otot sulit diamati, saat mendapat
stimulus termal panjang otot semakin memendek menjadi 3,05 cm, dan saat
mendapat stimulus kemik mengalami perubahan yang lebih banyak dari pada
stimulus yang lain yaitu memendek menjadi 2,95 cm, stimulus kemik yang
digunakan yaitu larutan HCl.
Berdasarkan
hasil pengematan kondisi otot saat mendapatakan rangsangan dengan stimulus yang
berbeda mengalami perubahan kondisi otot yang berbeda-beda. Panjang otot
gastrocnemius pada katak saat relaksasi 3,1 cm dan saat kontaksi untuk stimulus
yang berbeda mengalami perubahan panjang yang berbeda. Panjang otot
gastrocnemius pada katak saat mendapat stimulus lintrik panjang otot sulit
diamati, saat mendapat stimulus mekanik panjang otot sulit diamati, saat mendapat
stimulus termal panjang otot semakin mengkerut pada bagian yang terkena panas
tetapi tidak terukur perubahannya, dan saat mendapat stimulus kemik panjang
otot semakin melebar namun tidak bisa terukur perubannya, stimulus kemik yang
digunakan yaitu larutan HCl.
Gejala ini
muncul karena otot dapat berkontraksi dan berelaksasi karena tersedianya energi
dari sistem energi (Sarifin, 2010). Selain itu, otot rangka dapat mengadakan
kotraksi dengan cepat, apabila ia mendapatkan rangsangan dari luar berupa rangsangan
arus listrik, rangsangan mekanis panas, dingin dan
lain-lain.(http://byulteens.blogspot.com/) Stimulus menggunakan zat kimia mengalami
respon paling kuat karena zat kimia memberika rangsangan supramaksimal yaitu rangsangan
terbesar yang dapat mengaktifkan semua serat saraf untuk menimbulkan potensial
aksi maksimal dan menghasilkan kontraksi supramaksimal yang artinya kontraksi
otot yang paling besar atau paling tinggi nilainya. Kontraksi maksimum terjadi
bila terdapat tumpang tindih maksimum antara filament aktin dan jembatan
penyebrangan filament myosin. Hal ini disebabkan karena semua saraf telah
diaktifkan, sehingga tidak bisa memiliki besaran yang lebih besar lagi (Guyton:
2007). Sedangkan,
stimulus menggunakan mekanik menagalami respon yang sangat lemah karena untuk
membangkitkan potensial aksi yang dihantarkan sepanjang membran sel dilakukan
sangat lambat. (http://byulteens.blogspot.com/). Selain itu, rangsangan yang
diberikan adalah rangsangan liminal yang artinya rangsangan terkecil yang dapat
menimbulkan potensial aksi (menggambarkan kontraksi otot terkecil) karena
mencapai nilai ambang sehingga menyebabkan otot dapat berkontraksi secara lemah
(Guyton: 2007)
Melalui
pengamatan terhadapat otot gastrocnemius katak maka mahasiswa bisa mengidentifikasi
kontraksi otot secara langsung, serta mahasiswa bisa mengidentifikasi pengaruh
stimulasi mekanik, listrik, termal, dan kimia terhadap kontraksi otot dengan
hasil kontraksi yang berbeda-beda pada stimulus yang berbeda-beda. Meskipun
dalam praktikum terjadi sedikit kendala seperti otot berkontraksi sangat lemah
saat diberikan rangsangan secara mekanik. Hal ini disebabkan karena saraf perifir umumnya tidak peka terhadap rangsangan yang lemah,
sehingga menyebabkan rangsangan yang diberikan harus kuat, tetapi rangsangan
yang kuat juga membuat jaringan menjadi rusak. Stimulus
menggunakan zat kimia mengalami respon paling kuat karena zat kimia memberika
rangsangan supramaksimal.
1. Fungsi penetesan otot secara terus menerus dengan garam fisiologis
adalah untuk mempertahankan agar otot gastrocnemius katak tetap hidup. Garam
fisiologis atau larutan fisiologis adalah larutan isotonis yang terbuat dari NaCl 0,9 %
yang sama dengan cairan tubuh atau darah. Larutan tersebut mengandung ion yang mengandung unsur elektrolit yang dapat
mempertahankan tekanan osmotik dan isotonis plasma sel. Larutan tersebut
mengandung ion Na+ yang dapat
mempertahankan daya hidup katak secara invitro. Hal
ini berhubungan dengan proses difusi melalui membran. Konsentrasi sel dalam
otot sama dengan konsentrasi pada larutan fisiologis, sehingga cairan dalam
otot yang keluar dapat tergantikan dengan cairan larutan fisiologis karena yang
masuk melalui membran semipermiabel tetap dan kepekatan tetap.
2. Apabila
otot gastrocnemius katak ditetesi menggunakan
air suling maka otot tidak akan bertahan hidup atau mati. Hal ini berhubungan
dengan proses osmosis pada membran. konsentrasi H₂O pada air suling lebih tinggi dari pada
konsentrasi H₂O
dalam sel, sehingga H₂O
di luar sel masuk melalui membran semi permiabel, namun zat terlarut dalam sel
tidak bisa keluar melewati membrane semi permiabel sehingga menjadikan
konsentrasi sel berkurang dan membuat sel tidak mampu lagi melakukan proses
metabolisme.
3. Berdasarkan
hasil pengamatan, tebal dan panjang otot saat diberi empat macam stimulus yang
berbeda mengalami kontraksi yang berbeda. Hal ini dapat terjadi karena stimulus yang berbeda dapat menyebabkan
kontaksi yang berbeda. Kontraksi otot
yang sangat terlihat yaitu saat menggunakan zat kimia sebagai stimulus.
Sarifin.
2010. Kontraksi Otot dan Kelelahan. Jurnal ILARA, Volume I,
Nomor 2, hlm.
58 – 60. Program Studi Ilmu Keolahragaan FIK Universitas Negeri Makasar.
Ville,
C. A., F. W. Warren, and R. D. Barnes. 1988. General Biology. W. B. Saunders
Co., New York. http :
//edy.cybermuslim.net/handbookair.pdf, diakses pada tanggal 17 Maret
2015
Wulangi,
K. Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan. Jurusan
Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi
Bandung
semoga bermanfaat...
BalasHapusFind great deals on Wynn casino and play time slots
BalasHapusBest 충청남도 출장샵 Wynn casino sites. Top 태백 출장마사지 No Deposit Slots. Most Popular and Top-notch. Sign up 울산광역 출장안마 to get 경상북도 출장안마 best casino bonuses 군포 출장마사지 and enjoy the best casino